Kemenkes Siapkan SDM Keperawatan Lansia Bertaraf Global

INFOPERAWAT.COM – Kementerian Kesehatan RI bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) menggelar Seminar Peningkatan Kompetensi Pekerja Kaigo 2025 sebagai upaya strategis untuk meningkatkan mutu dan kesiapan tenaga caregiver Indonesia, khususnya di bidang perawatan lansia (Kaigo), yang akan bekerja di Jepang.

Direktur Jenderal SDM Kesehatan Kemenkes, Yuli Farianti, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan respons atas meningkatnya permintaan tenaga Kaigo dari Indonesia di Jepang. “Selain kuantitas, Jepang sangat menekankan standar kualitas dalam pelayanan lansia. Ini adalah tantangan dan peluang besar bagi Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (11/7).

Yuli menyoroti urgensi kesiapan nasional menghadapi perubahan demografi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2023, sekitar 12 persen penduduk Indonesia atau sekitar 29 juta jiwa berusia di atas 60 tahun. Angka ini diprediksi melonjak menjadi 20 persen atau sekitar 50 juta jiwa pada 2045.

“Kondisi ini akan membawa lonjakan kebutuhan pelayanan kesehatan lansia. Jepang bisa menjadi rujukan bagaimana membangun sistem Kaigo profesional dan terstandar, yang didukung oleh SDM keperawatan terlatih,” tambahnya.

Ia mendorong reformasi kurikulum pendidikan tenaga kesehatan agar lebih relevan dengan kebutuhan global, termasuk peluang kerja internasional di sektor Kaigo. Setiap tahun, Indonesia meluluskan sekitar 30 ribu perawat D3, dengan sekitar 20 persen berasal dari Poltekkes Kemenkes.

Melalui seminar ini, Kemenkes membuka ruang dialog untuk menyelaraskan standar kompetensi antara Indonesia dan Jepang serta memperluas program pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja Kaigo sesuai kebutuhan nyata.

Sementara itu, Kepala Perwakilan JICA Indonesia, Takeda Sachiko, menegaskan komitmen Jepang dalam mendukung pengembangan kompetensi tenaga kerja Kaigo dari Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Jepang telah mengalami transisi sistem perawatan lansia, dari berbasis keluarga menuju sistem nasional yang ditopang oleh tenaga profesional.

“Kaigo kini menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Jepang. Ini menuntut SDM yang tidak hanya terampil, tapi juga memiliki nilai kemanusiaan tinggi,” kata Takeda.

Ia menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk mengisi kebutuhan global di sektor ini sekaligus memperkuat sistem perawatan lansia dalam negeri.

Takeda juga menuturkan kisah pribadi tentang ibunya yang dirawat oleh caregiver asal Indonesia, sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi tenaga kesehatan Indonesia di Jepang. “Kaigo bukan hanya pekerjaan, tapi karier yang bermakna dan penuh nilai kemanusiaan,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *